PatiToday, Pati Kota-Selama ini banyak orang mengenal dunia wisata, ada wisata siswa, karyawisata, wisata kuliner dan tidak asing bagi masyarakat yaitu wisata religi.
Namun beda dari yang lain, Lilik Salamun asal Randukuning, Pati Lor, mengenalkan istilah wisata pengantin.
Masyarakat Jawa, khususnya masyarakat Kabupaten Pati, mengenal tradisi upacara ngunduh mantu. Mengadakan hajatan iring-iring pasangan penganten dengan mengundang saudara, kerabat, tetangga dan teman yang dikenalnya.
Ngunduh mantu ini, istilahnya hajatan pihak keluarga mempelai pria melakukan ruwatan menerima kedatangan iring-iringan pasangan pengantin yang diantar oleh keluarga mempelai wanita.
Prosesi iring-iringan pasangan pengangtin biasanya dilakukan selang beberapa hari setelah pasangan penganten melaksanakan upacara akad nikah dirumah mempelai wanita.
Iring-iringan pasangan pengantin tersebut, masyarakat luas memberi nama upacara ngunduh mantu.
Tak beda dengan upacara akad nikah, di rumah keluarga mempelai pria juga mengadakan perhelatan, mengundang tamu, membuat masakan untuk disuguhkan kepada para tamu undangan. Tidak lupa pula pasangan pengantin dirias sebagaimana ketika akad nikah dirumah mempelai wanita.
Demikian juga, Minggu, 12 Maret 2023, Lilik Salamun salah satu warga Pati lor setelah menikahkan anak perempuannya yang bernama Ais (24) dengan laki-laki bernama Arif (28), mengadakan "Upacara Iring-iring Pengantin".
"Benar mas, memang kami akan mengantarkan pasangan pengantin menuju kerumah mempelai pria, pagi ini,"kata Lilik Salamun.
Rombongan yang mengantar adalah bapak dan ibu jama'ah warga RT 04/RW 3 Randukuning, Kelurahan Pati Lor.
"Rombongan iring-iring pasangan penganten tersebut, kami dibawain bekal. Naik bus, semacam wisata gitu. Maka saya namakan "Wisata Pengantin" hee..he... atau bridal Tour,"ujar Ning yang dipercaya memandu rombongan iring-iringan pasangan penganten.
"Selamat ya bu, semoga samawa buat mbak Ais dan Mas Arif,"Ning mengucapkan selamat kepada keluarga mempelai. (LS)